PENGERTIAN DAN PRINSIP GENDER DALAM ISLAM
A. Pengertian Kesetaraan dalam Islam
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Jadi, kesetaraan juga dapat disebut kesederajatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sederajat artinya sama tingkatan (kedudukan, pangkat). Dengan demikian, kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.[1]
Islam tidak mengenal diskriminasi antara kaum laki- laki dan perempuan, islam menempatkan perempuan sebagai mitra sejajar kaum laki-laki. Kalaupun ada perbedaan, maka itu adalah akibat fungsi dan tugas- tugas utama yang dibebankan agama kepada masing -masing jenis kelamin, sehingga perbedaan yang ada, tidak mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain. Keduanya saling melengkapi, bantu-membantu dan memerankan fungsinya dalam hidup dan kehidupan.[2]
Al-Qur’an yang diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad, mengharapkan agar seluruh umat manusia terutama kaum pria dimuka bumi ini agar memperlakukan kaum wanita lebih baik dan terhormat sesuai dengan prinsip ajaran kesetaraan pria wanita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Banyak ayat maupun hadits yang menjelaskan tentang kesetaran diantaranya :
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
“ Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Ayat diatas menjelaskan kedudukan pria dan wanita adalah sederajat, kemulian seseorang di hadapan Tuhan-Nya bukan didasarkan pada jenis kelamin atau etnisnya, melainkan berdasarkan prestasi ibadah dan muamalah yang dilakukannya. Dalam bahasa agama, disebut sebagai orang-orang yang paling Taqwa.
Demikian pula ayat lainnya yang menjelaskan kesetaraan antara pria dan wanita, dalam QS. An nahal: 97 yaitu:
ô`tB @ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @2s ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhsÛ (óOßg¨YtÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$2 tbqè=yJ÷èt ÇÒÐÈ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
B. Prinsip -Prinsip Kesetaraan Jender.
Ada beberapa variable yang dapat digunakan sebagai standar dalam menganalisa prinsip-prinsip kesetaraan jender dalam al-Quran. Varieabel-variabel tersebut antara lain.
1. Laki-laki dan Perempuan Sama-sama sebagai Hamba
Salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan,sebagaimana disebutkan dalam al-Quran surat Az-zariyat yang berbunyi:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Q.S.Ad-dzariyat: 56)
Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam al-Quran biasa diistilahkan dengan orang-orang bertaqwa (muttaqun), dan untuk mencapai derajat muttaqun ini tidak dikenal adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu. Kedudukan wanita sama dengan kedudukan laki-laki untuk memperoleh pahala (kebaikan bagi dirinya sendiri) dengan melakukan amal shalih dan beribadah di dunia. Amal shalih dalam konteks ini ialah segala perbuatan baik yang diperintahkan oleh agama, serta bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, lingkungan hidup, dan ridhai oleh Allah SWT.
Apabila menelaah terhadap karakter dan cirri khas yang membedakan antara laki-laki dan wanita, bisa menemukan karakter sama sekali tidak mengurangi kadar kemanusiaannya, bahkan memberikan nilai tambah, meskipun terdapat sedkit perbedaan yang memiliki arti pembagian secara alami potensi rahmat illahi. Wanita sebagai istri dan ibu memiliki peran yang berbeda dari semua peran laki-laki sebagai suami atau ayah, meskipun berbeda, dua fungsi ini tetap dapat berjalan bersama dan saling melengkapi, dan salah salah satunya tidak mungkin terlepas menggantikan peran lainnya. Oleh karena itu, wanita memiliki peran yang sangat signifikan dalam segala kehidupan manusia.
Penciptaan manusia selain untuk menjadi hamba atau menyembah kepada allah, juga bertujuan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah yang dipercaya untuk mengelola bumi dan seisinya, allah telah membekali manusia dengan akal pikiran yang tiada tandingannya. Hal ini ditegaskan dalam al-quran surat al-anam: 165 sebagai berikut:
uqèdur Ï%©!$# öNà6n=yèy_ y#Í´¯»n=yz ÇÚöF{$# yìsùuur öNä3Ò÷èt/ s-öqsù <Ù÷èt/ ;M»y_uy öNä.uqè=ö7uÏj9 Îû !$tB ö/ä38s?#uä 3¨bÎ) y7/u ßìÎ| É>$s)Ïèø9$# ¼çm¯RÎ)ur Öqàÿtós9 7LìÏm§ ÇÊÏÎÈ
Dan dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa dibumi dan meninggikan kalian sebagian atas sebagaian(yang lain)beberapa derajat, untuk menujimu tentang apa yang diberikannya kepda kalian. Sesungguhnya tuhan kalian amat cepat siksaannya, dan sesungguhnya dia maha pengampun dan maha penyayang.
Dan dalam ayat lain disebutkan dalam QS al baqarah ayat; 30 sebagai berikut:
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ((#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 (tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat “sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah dimuka bumi”. Mereka berkata “mengapa engkau hendak menjadikan khalifah dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbi dengan memuni engkau dan mensucikan engkau?”. Tuhan berfirman “sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui”.
Dalam ayat ini kata khalifah tidak menunjukkan secara spesifik hanya untuk sekelompok jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan mempunya hak yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengemban amanah khalifah allah.[3]Fungsi untuk menjalankan perintah sebagai khalifah akan dipetanjungjawabkan dalam menjalani kekhalifahan dimuka bumi, seperti halnya pertanggung jawaban akan semua yang diperbuan sebagai hamba.
Tidak diragukan lagi bahwa alquran memandang laki-laki dan perempuan sama posisinya dalam berbagai terminologi kesetaraan dengan makhluk manusia lainnya. Oleh karena itu, melihat spirit islam merupakan untuk membenahi akhlak, secara umum sangat menegaskan kesetaraan baik dalam status, politik, sosial, dan nilai.
Karena itu, seyogyanya kita tidak bisa menerima argumen tentang status perempuan seperti hadis yang mengatakan “bahwa bangsa yang menyerahkan kepemimpinannya kepada perempuan tidak akan pernah mencapai kesejahteraan.” Hal seperti haruslah dilihan kontek saat nabi mengatakannya. Menurut Engineer soroti ada tiga hal yang harus diperhatikan yakni pertama hadis ini tampaknya lemah, kedua orang tidak mengetahui dalam kontek apa hadis ini dikatakan (karena kontek semuanya berbeda, mengabaikannya dapat mengakibatkan kesalahan dalam penarikan kesimpulan) dan bagaimana hadis ini dipahami oleh mereka yang meriwayatkannya dari nabi. Ketiga hadis ini bertentangan dengan alquran yang memuji penguasa perempuan dari kerajaan saba.[4]
3. Laki-Laki Dan Perempuan Sebagai Penerima Perjanjian Primordial
Dalam sejarah penciptaan manusia, adam diceritakan memakan buah yang terlarang bersama-sama dengan hawa. Begitu juga dengan perjanjian yang diterima setiap manusia yang akan dilahirkan dari rahim ibunya terlebih dahulu dia membuat perjanjian dengan penciptanya. Hal ini ditegaskan dalam QS: al- araf : 172 sebagai berikut:
øÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPy#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJÍhè öNèdypkôr&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ((#qä9$s% 4n?t/ ¡!$tRôÎgx© ¡cr& (#qä9qà)s? tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).
Menurut Fakhr al-Razi, tidak ada seorang pun anak manusia lahir di muka bumi ini yang tidak berikrar akan keberadaan Tuhan, dan ikrar mereka disaksikan oleh para malaikat. Dalam Islam,tanggung jawab individual berlangsung sejak dini , yaitu semenjak dalam kandungan. Sejak awal sejarah manusia dalam Islam tidak dikenal adanya diskrimininasi jenis kelamamin. Laki-laki dan perempuan sama-sama menyatakan ikrar ketuhanan yang sama.[5]
4. Laki-Laki Dan Perempuan Sama Dimata Hukum
Islam memandang antara laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama didalam hukum. Penjelasan tersebut dapat dilihat dari firman allah dalam QS. Al Ahzab:33 sebagai berikut:
tbös%ur Îû £`ä3Ï?qãç/ wur Æô_§y9s? yly9s? Ïp¨Î=Îg»yfø9$# 4n<rW{$# (z`ôJÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# úüÏ?#uäur no4q2¨9$# z`÷èÏÛr&ur ©!$# ÿ¼ã&s!qßuur 4$yJ¯RÎ) ßÌã ª!$# |=ÏdõãÏ9 ãNà6Ztã }§ô_Íh9$# @÷dr& ÏMøt7ø9$# ö/ä.tÎdgsÜãur #ZÎgôÜs? ÇÌÌÈ
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yangberpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”
Di ayat lain menyebutkan dalam QS: al maidah: 38
ä-Í$¡¡9$#ur èps%Í$¡¡9$#ur (#þqãèsÜø%$$sù $yJßgtÏ÷r& Lä!#ty_ $yJÎ/ $t7|¡x. Wx»s3tR z`ÏiB «!$# 3ª!$#ur îÍtã ÒOÅ3ym ÇÌÑÈ
“laki-laki yang mencuri dan perempuan yang menpencuri potonglah tangan keduanya sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari allah. Dan allah maha perkasa lagi maha bijaksana”
Dalam QS. An nur ayat: 2 sebagai berikut:
èpuÏR#¨9$# ÎT#¨9$#ur (#rà$Î#ô_$$sù ¨@ä. 7Ïnºur $yJåk÷]ÏiB sps($ÏB ;ot$ù#y_ (wur /ä.õè{ù's? $yJÍkÍ5 ×psùù&u Îû ÈûïÏ «!$# bÎ) ÷LäêZä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# (ôpkô¶uø9ur $yJåku5#xtã ×pxÿͬ!$sÛ z`ÏiB tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇËÈ
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya 100 kali dera, dan jaganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalan agama allah, jika kamu beriman kepada allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksakan hukuman mereka disaksikan sekumpulan orang-orang yang beriman”.
Dari beberapa ayat diatas kita dapat memahami laki-laki da perempuan tidak ada diskriminasi dalam memperoleh hukuman atas perbuatan yang dilakukan. Mereka diberikan hukuman sesuai perbuatan yang mereka lakukan. Begitu juga yang diajarkan Nabi ketika sahabat ragu-ragu dalam melaksanakan perintah ayat tersebut. Dengan tegas nabi menyampaikan kepada para sahabat, beliau berkata: andaikan Fatimah bin Muhammad mencuri maka saya akan memotong tangannya.
5. Laki-laki Dan Perempuan Berhak Untuk Memperoleh Pendidikan
Dalam alquran dan hadis telah mengadvokasi tentang hak-hak perempuan dan laki-laki untuk sama-sama mencari ilmu[6]. Mancari ilmu merupakan menjadi kewajiban bagi setiap manusia tidak memandang apa jenis kelaminnya. Alquran secara konstan mendorong manusia untuk berpikir, membaca, berkontelmpelasi dan mempelajari tanda-tanda allah di alam
semesta sebagai zikir kepadanya. Hal ini terlihat dalam firman allah QS: sebagai berikut:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 (#sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan demikian jelaslah bahwa al quran memperlakukan laki-laki dan perempuan pada posisi yang sama dalam pertanggung jawaban moral serta ganjaran dan balasan[7] begitu juga halnya mengenai pendidikan bukan hanya untuk satu jenis kalamin saja. Nabi bahkan menjelaskan bahwa menuntut ilmu wajib hukumnya bagi laki-laki dan perempuan diriwayatkan oleh “ telah diwajibkan menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan” dan perkataan lain yang diriwayatkan oleh muslim “tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”.
6. Adam dan Hawa, Terlibata Secara Aktif Dalam Drama Kosmis
Semua ayat yang menceritakan tentang drama kosmis, yakni cerita tentang keadaan adam dan pasangannya disurga sampai keluar ke bumi, selalu menekankan kedua belah pihak secara aktif dengan menggunakan kata ganti untuk dua orang (huma’) yakni kata ganti untuk Adam dan Hawa, seperti dapat dilihat dalam beberapa kasus berikut ini :[8]
a. Keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitas surge, sebagaimana dalam Q.s Al-Baqarah ayat : 35
$uZù=è%ur ãPy$t«¯»t ô`ä3ó$# |MRr& y7ã_÷ryur sp¨Ypgø:$# xä.ur $yg÷ZÏB #´xîu ß]øym $yJçFø¤Ï© wur $t/tø)s? ÍnÉ»yd notyf¤±9$# $tRqä3tFsù z`ÏB tûüÏHÍ>»©à9$# ÇÌÎÈ
“dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.”
Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
b. Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari syaitan, disebutkan dalam Q.s al-A’raf ayat : 20
}¨uqóuqsù $yJçlm; ß`»sÜø¤±9$# yÏö7ãÏ9 $yJçlm; $tB yͼãr $yJåk÷]tã `ÏB $yJÎgÏ?ºuäöqy tA$s%ur $tB $yJä38uhtR $yJä3/u ô`tã ÍnÉ»yd Íotyf¤±9$# HwÎ) br& $tRqä3s? Èû÷üs3n=tB ÷rr& $tRqä3s? z`ÏB tûïÏ$Î#»sø:$# ÇËÉÈ
“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".
c. Sama-sama memakan buah khuldi dan keduanya menerima akibat turun ke bumi, disebutkan dalam Q.s Al-A’raf ayat: 22
$yJßg9©9ysù 9ráäóÎ/ 4$£Jn=sù $s%#s notyf¤±9$# ôNyt/ $yJçlm; $yJåkèEºuäöqy $s)ÏÿsÛur Èb$xÿÅÁøs $yJÍkön=tã `ÏB É-uur Ïp¨Ypgø:$# ($yJßg1y$tRur !$yJåk5u óOs9r& $yJä3pk÷Xr& `tã $yJä3ù=Ï? Íotyf¤±9$# @è%r&ur !$yJä3©9 ¨bÎ) z`»sÜø¤±9$# $yJä3s9 Arßtã ×ûüÎ7B ÇËËÈ
“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
d. Sama-sama memohon ampun dan diampuni Tuhan, disebutkan dalam Q.s al-A’raf ayat :23
w$s% $uZ/u !$oY÷Hs>sß $uZ|¡àÿRr& bÎ)ur óO©9 öÏÿøós? $uZs9 $oYôJymös?ur ¨ûsðqä3uZs9 z`ÏB z`ÎÅ£»yø9$# ÇËÌÈ
“keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.”
e. Setelah di bumi, keduanya mengembangkan keturunan dan saling melengkapi dan saling membutuhkan, disebutkan dalam Q.s al -baqarah ayat :187[9]
¨@Ïmé& öNà6s9 s's#øs9 ÏQ$uÅ_Á9$# ß]sù§9$# 4n<Î) öNä3ͬ!$|¡ÎS 4£`èd Ó¨$t6Ï9 öNä3©9 öNçFRr&ur Ó¨$t6Ï9 £`ßg©9 3zNÎ=tæ ª!$# öNà6¯Rr& óOçGYä. cqçR$tFørB öNà6|¡àÿRr& z>$tGsù öNä3øn=tæ $xÿtãur öNä3Ytã (z`»t«ø9$$sù £`èdrçų»t/ (#qäótFö/$#ur $tB |=tF2 ª!$# öNä3s9 4(#qè=ä.ur (#qç/uõ°$#ur 4Ó®Lym tû¨üt7oKt ãNä3s9 äÝøsø:$# âÙuö/F{$# z`ÏB ÅÝøsø:$# ÏuqóF{$# z`ÏB Ìôfxÿø9$# (¢OèO (#qJÏ?r& tP$uÅ_Á9$# n<Î) È@ø©9$# 4wur Æèdrçų»t7è? óOçFRr&ur tbqàÿÅ3»tã Îû ÏÉf»|¡yJø9$# 3y7ù=Ï? ßrßãn «!$# xsù $ydqç/tø)s? 3y7Ï9ºxx. ÚúÎiüt6ã ª!$# ¾ÏmÏG»t#uä Ĩ$¨Y=Ï9 óOßg¯=yès9 cqà)Gt ÇÊÑÐÈ
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”
7. Laki-Laki Dan Perempun Berpotensi Meraih Prestasi
Peluang untuk meraih prestasi maksimum tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan, ditegaskan secar khusus didalam tiga ayat, yaitu : Q.s Al-Imran ayat 195
z>$yftFó$$sù öNßgs9 öNßg/u ÎoTr& Iw ßìÅÊé& @uHxå 9@ÏJ»tã Nä3YÏiB `ÏiB @x.s ÷rr& 4Ós\Ré& (Nä3àÒ÷èt/ .`ÏiB <Ù÷èt/ (tûïÏ%©!$$sù (#rãy_$yd (#qã_Ì÷zé&ur `ÏB öNÏdÌ»tÏ (#rèré&ur Îû Í?Î6y (#qè=tG»s%ur (#qè=ÏFè%ur ¨btÏeÿx._{ öNåk÷]tã öNÍkÌE$t«Íhy öNßg¨Yn=Ï{÷_{ur ;M»¨Zy_ ÌøgrB `ÏB $pkÉJøtrB ã»yg÷RF{$# $\/#uqrO ô`ÏiB ÏYÏã «!$# 3ª!$#ur ¼çnyYÏã ß`ó¡ãm É>#uq¨W9$# ÇÊÒÎÈ
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, Maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.
Q.s al-Nisa ayat 124,
ÆtBur ö@yJ÷èt z`ÏB ÏM»ysÎ=»¢Á9$# `ÏB @2s ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB y7Í´¯»s9'ré'sù tbqè=äzôt sp¨Yyfø9$# wur tbqßJn=ôàã #ZÉ)tR ÇÊËÍÈ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”
Q.s al-Nahl ayat : 97,
ô`tB @ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @2s ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhsÛ (óOßg¨YtÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$2 tbqè=yJ÷èt ÇÒÐÈ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman. Dam dalam al-Qur’an Surat Ghafir ayat: 40
ô`tB @ÏJtã Zpy¥Íhy xsù #tøgä wÎ) $ygn=÷WÏB (ô`tBur @ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @2s ÷rr& 4s\Ré& uqèdur ÑÆÏB÷sãB y7Í´¯»s9'ré'sù cqè=äzôt sp¨Ypgø:$# tbqè%yöã $pkÏù ÎötóÎ/ 5>$|¡Ïm ÇÍÉÈ
“Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.”
kepercayaan masyarakat bahwa laki-laki lebih cerdas dari pada perempuan juga disebabkan faktor ilmiah. Mingkin alasan itu bisa diterima karena adanya data yang dimiliki, tapitidak mesti kecerdasan itu mili laki-laki semata. Dalam beberapa decade terakhir hal itu bisa dibantah melihat realita diberbagai perguruan tinggi di Indonesia dalam prestasi akademik dengan indeks prestasi (IP) tertinggi lebih didominasi oleh perempuan. [10]
Kalau kejadiannya seperti itu timbul pertanyaan mendasar apakah intelegensi tersebut merupakan bawaan ataukah bisa dikembangkan melalui pendidikan ?
[1]http://amanimidwife.blogspot.com/2014/03/makalah-kesetaraan-gender.html
[2] Huzaemah Tahido Yanggoo, MA; Fiqih Perempuan Kontemporer; Ghalia Indonesia; (Bogor 2010); hal; 91
[3]Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran, (Jakarta: Paramadina,2010), hal; 253
[4]Abdul Waryono Ghafur dkk, Gender dan Islam Antar Teks dan Konteks, Yogyakarta: (PSW IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hal; 22
[5]Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an, ( Jakarta: Paramadina,2010), hal; 254
[6]Abdul Waryono Ghafur dkk, Gender dan Islam Teks dan Konteks, Yogyakarta: (PSW IAIN Sunan Kalijaga,2002), hal; 31-32
[7]Ali Asghar Enginer, Terjemahan Hak-hak Permpuan dalam Islam, ( Yogyakarta: LSPPA, 2000), hal; 150
[8] Nasaruddin Umar, MA; Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Paramidana, 2001), hal :260
[9]Nasaruddin Umar, MA; Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Paramidana, 2001), hal :261
[10] Nasaruddin Umar, dkk, Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan Jender, edisi II, (Yogyakarta: Gama Media,2002), hal;55-58
Belum ada Komentar untuk "PENGERTIAN DAN PRINSIP GENDER DALAM ISLAM"
Posting Komentar